38. "Adapun orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan atas perbuatan yang mereka lakukan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana."
Tafsir : Bila pada ayat yang lalu dijelaskan tentang hukuman bagi ora...
Tafsir : Bila pada ayat yang lalu dijelaskan tentang hukuman bagi orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kekacauan, maka pada ayat ini diterangkan tentang hukuman bagi pencuri. Setiap kejahatan pasti ada hukumannya. Adapun setiap orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, maka potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan buruk dan bertentangan dengan syariat yang mereka lakukan, dan hal itu juga sebagai siksaan dari Allah sesuai dengan peringatan-Nya. Sungguh dengan ketetapan dan peringatan ini, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Setiap kejahatan ada hukumannya. Pelakunya akan dikenakan hu...
Setiap kejahatan ada hukumannya. Pelakunya akan dikenakan hukuman. Begitu pula halnya seorang pencuri akan dikenakan hukuman karena ia melanggar larangan mencuri. Seseorang, baik laki-laki maupun perempuan yang mengambil harta orang lain dari tempatnya yang layak dengan diam-diam, dinamakan "pencuri."
Orang yang telah akil balig mencuri harta orang lain yang nilainya sekurang-kurangnya seperempat dinar, dengan kemauannya sendiri dan tidak dipaksa, dan mengetahui bahwa perbuatannya itu haram, dilarang oleh agama. Orang itu sudah memenuhi syarat untuk dikenakan hukuman potong tangan kanan, sebagaimana yang diperintahkan dalam ayat ini.
Suatu pencurian dapat ditetapkan apabila ada bukti-bukti atau ada pengakuan dari pencuri itu sendiri, hukuman potong tangan tersebut dapat gugur apabila pencuri itu dimaafkan oleh orang yang dicuri hartanya dengan syarat sebelum perkaranya ditangani oleh yang berwenang. Pelaksanaan hukum potong tangan dilaksanakan oleh orang yang berwenang yang ditunjuk untuk itu, dengan syarat-syarat tertentu.
Penetapan nilai harta yang dicuri, yang dikenakan hukum potong tangan bagi pelakunya yaitu sekurang-kurangnya seperempat dinar sebagaimana tersebut di atas, adalah pendapat jumhur ulama, baik ulama salaf maupun khalaf206 berdasarkan sabda Rasulullah saw sebagai berikut:
"Rasulullah saw memotong tangan pencuri itu yang mencuri seperempat dinar ke atas." (Riwayat al-Bukhari - Muslim dari Aisyah).
Seorang pencuri yang telah dipotong tangan kanannya, kemudian ia mencuri lagi dengan syarat-syarat seperti semula maka dipotonglah kaki kirinya yaitu dari ujung kaki sampai pergelangan. Kalau ia mencuri lagi untuk ketiga kalinya, dipotong lagi tangan kirinya, kalau ia mencuri lagi untuk keempat kalinya, dipotong lagi kaki kanannya, sebagaimana sabda Rasulullah saw mengenai pencuri sebagai berikut:
Apabila ia mencuri, potonglah tangan (kanan)nya, kalau ia mencuri lagi potonglah kaki (kiri)nya, kalau masih mencuri lagi potonglah tangan (kiri)nya dan kalau ia masih juga mencuri potonglah kaki (kanan)nya." (Riwayat al-Imam al-Syafi'i dari Abu Hurairah).
Kalau ini semua sudah dilaksanakan tetapi ia masih juga mencuri untuk kelima kalinya, maka ia di-tazir, artinya diberi hukuman menurut yang ditetapkan oleh penguasa, misalnya dipenjarakan atau diasingkan ke tempat lain, sehingga ia tidak dapat lagi mencuri. Potong tangan ini diperintahkan Allah sebagai hukuman kepada pencuri, baik laki-laki maupun perempuan, karena Allah Mahaperkasa, maka ia tidak akan membiarkan pencuri-pencuri dan manusia lainnya berbuat maksiat. Allah Mahabijaksana di dalam menetapkan sesuatu seperti menetapkan hukum potong tangan bagi pencuri, karena yang demikian itu apabila diperhatikan lebih dalam, tentu dalam pelaksanaannya akan menimbulkan maslahat yang banyak, sekurang-kurangnya dapat membatasi merajalelanya pencurian.
Apa saja yang diperintahkan Allah pasti akan mendatangkan maslahat dan apa saja yang dilarang-Nya pasti akan mengakibatkan kerusakan dan kehancuran apabila dilanggar.
70. "Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Lut.”"
Tafsir : Ketika hidangan itu tersaji, Nabi Ibrahim menyodorkannya ke ...
Tafsir : Ketika hidangan itu tersaji, Nabi Ibrahim menyodorkannya ke hadapan mereka seraya meminta agar hidangan itu dimakan. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamah hidangan yang disodorkan-nya itu, dia -Nabi Ibrahim- mencurigai perihal kedatangan mereka, dan merasa takut kepada mereka karena khawatir kedatangan mereka akan membawa berita buruk. Menyaksikan sikap Nabi Ibrahim yang demikian itu mereka para malaikat itu pun berkata, "Jangan takut, sesungguhnya kami diutus oleh Allah kepada kaum Lut untuk membinasakan mereka." Ayat ini memberi pelajaran tentang etika bertamu, hendaknya memberi rasa tenteram dan tenang ketika bertamu, terutama ketika seseorang menaruh curiga dan takut terhadap orang yang belum dikenal, hendaknya tamu segera menjelaskan identitas dirinya.
Karena para tamu tidak mau menyentuh makanan lezat yang dihi...
Karena para tamu tidak mau menyentuh makanan lezat yang dihidangkan itu, maka Nabi Ibrahim a.s. merasa curiga atas niat baik mereka. Di kalangan orang Arab bila tamu tidak makan makanan yang dihidangkan itu adalah suatu tanda tamunya bermaksud jahat terhadapnya. Berbagai macam perasaan seperti curiga, takut, dan lain sebagainya timbul dari hati Nabi Ibrahim a.s. dan istrinya, melihat sikap tamu-tamunya itu. Hal ini jelas tampak pada air mukanya yang tadinya berseri-seri, lantas berubah menjadi pucat pasi. Akhirnya para malaikat itu menjelaskan bahwa mereka adalah malaikat yang diutus Allah kepada kaum Luth untuk membinasakan mereka karena mereka adalah kaum yang terkutuk yang tidak mengindahkan peringatan Allah supaya mereka meninggalkan perbuatan maksiat dan terkutuk dan beriman kepada Allah swt serta kepada risalah yang dibawa Nabi Lut a.s.
77. "Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa curiga dan dadanya merasa sempit karena (kedatangan)nya. Dia (Lut) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.”"
Tafsir : Setelah para malaikat utusan Allah menyampaikan berita kepad...
Tafsir : Setelah para malaikat utusan Allah menyampaikan berita kepada Nabi Ibrahim, kemudian para malaikat yang menyamar sebagai orang laki-laki tampan itupun bertamu ke rumah Nabi Lut, sebagaimana dijelaskan berikut ini. Dan ketika para utusan Kami, yakni para malaikat itu datang kepada Nabi Lut, dia merasa curiga atas kedatangannya dan dadanya merasa sempit karena kehadiran-nya akan menarik perhatian kaumnya sehingga khawatir akan diganggu oleh mereka. Kemudian dia Nabi Lut berkata, "Sungguh, ini adalah hari yang sangat sulit," karena Nabi Lut tidak bisa menolak kehadiran tamunya yang rupawan, dan Nabi Lut merasa tidak sanggup melindungi mereka jika mendapat gangguan dari kaumnya.
Tatkala malaikat-malaikat Allah datang kepada Lut, dalam ben...
Tatkala malaikat-malaikat Allah datang kepada Lut, dalam bentuk pemuda yang rupawan, ia merasa susah karena kedatangan tamu-tamu itu. Ia sudah khawatir bahwa kaumnya pasti akan mengganggu mereka itu karena pemuda-pemuda itu menarik perhatian mereka, karena mereka suka kepada lelaki, bukan kepada wanita. Nabi Lut a.s. merasa sesak dadanya karena kedatangan tamu-tamu itu, sehingga ia berkata, "Inilah hari yang paling menyulitkan dan paling berbahaya."
70. "Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka, dia (Yusuf) memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan, “Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti pencuri.”"
Tafsir : Menjelang kepulangan saudara-saudara Nabi Yusuf ke Kanaan, i...
Tafsir : Menjelang kepulangan saudara-saudara Nabi Yusuf ke Kanaan, ia meminta para pembantunya untuk mempersiapkan kepulangan mereka. Maka ketika telah disiapkan bahan makanan untuk mereka bawa pulang dan bekal dalam perjalanan mereka, dia menugaskan pembantunya untuk memasukkan piala, yakni gelas minuman yang pada saat itu digunakan untuk menakar, ke dalam karung saudara kandung-nya, Bunyamin. Kemudian setelah saudara-saudaranya berangkat, Nabi Yusuf memberitahu para pembantunya bahwa piala yang digunakan untuk menakar telah hilang, barangkali diambil atau terbawa oleh kafilah yang baru saja pergi. Para pembantu Nabi Yusuf lantas mengejar kafilah tersebut. Ketika mereka berhasil mendekati kafilah anak-anak Nabi Yakub, berteriaklah seseorang yang mengejar, seraya menyerukan, "Wahai kafilah! Sesungguhnya kamu pasti para pencuri."
Maka tatkala bahan makanan itu sedang dipersiapkan, diam-dia...
Maka tatkala bahan makanan itu sedang dipersiapkan, diam-diam Yusuf memasukkan piala (tempat minum yang dapat juga digunakan untuk menakar) raja ke dalam karung Bunyamin. Setelah kafilah itu bersiap-siap untuk berangkat meninggalkan Mesir, seorang utusan datang menyusul kafilah itu seraya berseru dengan suara yang keras, "Hai kafilah, tunggu dulu sesungguhnya kamu adalah para pencuri."
73. "Mereka (saudara-saudara Yusuf) menjawab, “Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat kerusakan di negeri ini dan kami bukanlah para pencuri.”"
Tafsir : Saudara-saudara Nabi Yusuf merasa tersinggung dengan tuduhan...
Tafsir : Saudara-saudara Nabi Yusuf merasa tersinggung dengan tuduhan para pembantu Nabi Yusuf. Mereka pun membela diri dan menjawab, "Sebelum ini kami sudah pernah datang ke Mesir. Identitas kami sudah pernah diperiksa oleh petugas kerajaan. Beberapa hari yang lalu kami bahkan dijamu oleh raja. Demi Allah, sungguh, kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat keonaran dan kerusakan di negeri ini, dan kamu juga tahu bahwa kami bukanlah para pencuri seperti yang kamu tuduhkan."
Saudara-saudara Yusuf berkata dengan maksud membersihkan dir...
Saudara-saudara Yusuf berkata dengan maksud membersihkan diri dari tuduhan itu, "Demi Allah kamu telah mengetahui bahwa kami datang ke Mesir ini, baik pertama maupun yang kedua kalinya, bukan untuk membuat kerusakan di negeri Mesir dengan mencuri ataupun melakukan kejahatan lainnya, dan kami yakin bahwa kami bukanlah pencuri."
77. "Mereka berkata, “Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri.” Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.”"
Tafsir : Betapa terperanjat saudara-saudara Nabi Yusuf menerima kenya...
Tafsir : Betapa terperanjat saudara-saudara Nabi Yusuf menerima kenyataan bahwa piala ditemukan dalam karung Bunyamin. Untuk menutupi malu, mereka berkata, "Jika dia, Bunyamin, benar-benar mencuri, maka sungguh sifat buruk itu sama dengan sifat buruk saudara kandungnya, Nabi Yusuf. Sebelum itu saudara kandung-nya pun pernah pula mencuri." Maka saat mendengar ucapan itu, Nabi Yusuf merasa jengkel, tetapi ia dapat menyembunyikan kejengkelan itu dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia hanya berkata dalam hati, "Kedudukanmu justru lebih buruk karena kamu telah berbohong kepada ayah kamu, mencuri, dan menganiaya Yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan dan apa yang kamu sembunyikan."
Dalam ayat ini, saudara-saudara Yusuf mengatakan bahwa jika ...
Dalam ayat ini, saudara-saudara Yusuf mengatakan bahwa jika Bunyamin ternyata mencuri, itu karena saudaranya Yusuf juga telah mencuri. Tuduhan mereka bahwa Yusuf pernah mencuri menunjukkan bahwa sifat dengki masih tertanam dalam hati mereka. Hal itu sempat menimbulkan perasaan jengkel dalam diri Yusuf. Akan tetapi, dengan sabar Yusuf mampu menyembunyikan kejengkelan itu dan tidak menampakkan-nya kepada mereka.
Bahwa Yusuf dikatakan pernah mencuri pada waktu ia masih kecil, sebenarnya tidaklah benar. Peristiwa yang sebenarnya bukanlah kasus pencurian, melainkan kasus yang direkayasa agar Yusuf kecil tetap tinggal bersama bibinya, tidak dibawa pulang oleh ayahnya, yaitu Nabi Yakub a.s. Kasusnya adalah seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid r.a. yang menerangkan bahwa Yusuf ketika kecil dipelihara oleh bibinya yang sangat sayang kepadanya. Bibinya menyimpan ikat pinggang Nabi Ishak a.s. yang secara turun-temurun diwariskan kepada anaknya yang tertua. Nabi Yakub sering datang kepada saudara perempuannya, untuk mengambil Yusuf. Karena bibinya amat sayang kepadanya, beliau mempertahankan Yusuf supaya tetap di bawah asuhannya. Akhirnya, bibinya tersebut membuat suatu taktik dengan mengikatkan ikat pinggang pusaka tadi ke pinggang Yusuf dan ditutup oleh bajunya sehingga tidak kelihatan. Lalu, bibinya mengumumkan bahwa ikat pinggang pusaka itu hilang dicuri orang. Kemudian, semua anggota keluarga diperiksa. Ternyata ikat pinggang kedapatan dipakai oleh Yusuf. Menurut syariat Nabi Yakub a.s. waktu itu, Yusuf harus diserahkan kepada bibinya sebagai hamba sahaya selama satu tahun. Peristiwa inilah, antara lain, yang dituduhkan oleh saudara-saudaranya bahwa ia pernah mencuri.
81. "Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu."
Tafsir : Karena tidak lagi ada peluang bagi anak-anak Nabi Yakub untu...
Tafsir : Karena tidak lagi ada peluang bagi anak-anak Nabi Yakub untuk mengubah keputusan Al-Aziz, mereka menyerah. Mereka dengan berat hati meninggalkan Bunyamin. Saudara tertua mereka, karena merasa gagal menjaga Bunyamin, pun tetap tinggal di Mesir. Ia berpesan kepada mereka, "Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah kepadanya dengan lembut, 'Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu, Bunyamin, telah dituduh mencuri piala raja, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui secara lahir, dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu.
Lalu Yahuda memerintahkan kepada saudara-saudaranya yang lai...
Lalu Yahuda memerintahkan kepada saudara-saudaranya yang lain supaya pulang menghadap ayah mereka dan melaporkan segala kejadian yang dialaminya di Mesir untuk menghindarkan tuduhan-tuduhan yang buruk. Yahuda berkata, "Kembalilah kepada ayahmu dan sampaikanlah kepadanya bahwa anaknya, Bunyamin, telah mencuri piala raja dan akibatnya dijadikan hamba sahaya selama setahun sesuai dengan syariat yang berlaku." Ia juga menyuruh saudara-saudaranya untuk mengatakan kepada ayah mereka, Nabi Yakub, bahwa mereka hanya dapat menyaksikan apa yang diketahui. Mereka melihat sendiri bahwa piala raja itu dikeluarkan dari karung makanan Bunyamin. Mereka sama sekali tidak dapat mengetahui perkara yang gaib. Seandainya mereka tahu bahwa Bunyamin akan mencuri, tentu mereka tidak akan berjanji pada ayah mereka.
Tafsir : kecuali setan yang terus-menerus berupaya keras mencuri-curi...
Tafsir : kecuali setan yang terus-menerus berupaya keras mencuri-curi berita yang dapat didengar dari malaikat lalu dikejar oleh semburan api yang terang."
Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt menjaga langit dan isin...
Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt menjaga langit dan isinya dari setan yang terkutuk. Pada ayat yang lain Allah swt berfirman:
Dan (Kami) telah menjaganya dari setiap setan yang durhaka. (as-shaffat/37: 7)
Sementara itu ada setan yang tidak mengindahkan larangan-larangan Allah. Ia mencari berita yang mungkin didengarnya dari para malaikat, maka setan-setan yang demikian itu diburu oleh semburan api yang membakar, sehingga ia lari dan tidak sempat mendengar pembicaraan para malaikat itu. Hal ini dijelaskan oleh firman Allah swt:
Mereka (setan-setan itu) tidak dapat mendengar (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. (as-shaffat/37: 8)
Dan firman Allah swt:
Dan sesungguhnya kami (jin) telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api, dan sesungguhnya kami (jin) dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mencuri dengar (berita-beritanya). Tetapi sekarang siapa (mencoba) mencuri dengar (seperti itu) pasti akan menjumpai panah-panah api yang mengintai (untuk membakarnya). (al-Jinn/72: 8-9)
Seperti yang tersebut di atas bahwa ada beberapa ayat yang menerangkan berbagai usaha setan untuk mendengarkan pembicaraan para malaikat di langit, tetapi sebelum sempat ia mendengarkannya, ia dikejar dan dibakar oleh semburan api yang panas. Hal ini termasuk perkara yang gaib karena sukar diketahui dan tidak dapat dilihat oleh mata manusia dan tidak dapat pula diketahui hakikatnya, serta bukti-bukti yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan maksud ayat yang sebenarnya. Karena yang menerangkan hal ini adalah Al-Qur'an dan pikiran manusia belum sampai kepadanya, maka bagi kaum Muslimin wajib mengimaninya, dan percaya bahwa langit dan bumi serta alam semesta ini adalah milik Allah Yang Maha Pencipta. Allah swt menjaga dan mengatur semua milik-Nya itu. Bagaimana cara Dia mengatur dan menjaga, sangat sedikit pengetahuan manusia tentang hal itu. Demikian pula bagaimana setan mengintip pembicaraan para malaikat dan bagaimana bentuk semburan api itu memburu setan. Hanya Allahlah Yang Mengetahui.
Tafsir : Setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malai...
Tafsir : Setan-setan itu tidak dapat mendengar pembicaraan para malaikat, kecuali setan yang berhasil mencuri pembicaraan dengan cepat, maka ia dikejar oleh bintang yang menyala sehingga mereka pun terbakar.
Akan tetapi, bila ada di antara setan-setan yang sengaja men...
Akan tetapi, bila ada di antara setan-setan yang sengaja mendengar-dengarkan pembicaraan para malaikat, ia segera diburu dengan suluh api yang menyala-nyala. Ini menunjukkan betapa terkutuknya setan-setan itu, sehingga mereka merupakan makhluk yang paling dibenci dan diusir di mana-mana. Oleh sebab itu, manusia tidak patut takluk kepada rayuan dan godaan mereka.
12. "Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan yang mukmin datang kepadamu untuk mengadakan bai‘at (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
Tafsir : Ayat ini berbicara tentang perempuan yang berbaiat kepada Na...
Tafsir : Ayat ini berbicara tentang perempuan yang berbaiat kepada Nabi bahwa mereka berjanji setia tidak akan melakukan dosa-dosa besar. Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan beriman dari berbagai kabilah datang kepadamu untuk berbaiat, berjanji setia, bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun setelah mengokohkan dua kalimat syahadat; tidak akan mencuri milik orang lain dengan cara apa pun; tidak akan berzina dengan siapa pun; tidak akan membunuh anak-anak mereka seperti kebiasaan masyarakat Arab sebelum zaman Islam, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dengan mengadakan pengakuan-pengakuan palsu mengenai hubungan antara laki-laki dan perempuan seperti tuduhan berzina, tuduhan bahwa anak seorang perempuan bukan anak suaminya; dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan kebaikan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya; maka terimalah janji setia mereka semoga menjadi momentum untuk perbaikan akhlak mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah agar dosa-dosa mereka dihapuskan oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun kepada siapa saja yang bertobat dengan tulus, Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dan mendekatkan diri kepada-Nya.
Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad bahwa perempuan-peremp...
Allah menyatakan kepada Nabi Muhammad bahwa perempuan-perempuan yang menyatakan keimanan dan ketaatannya harus berjanji bahwa mereka tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, tidak akan mencuri harta orang lain, tidak akan berzina, tidak akan menggugurkan anak dalam kandungannya, dan tidak akan mengerjakan yang dilarang, seperti meratapi orang mati dengan mengoyak-ngoyak pakaian, dan sebagainya. Bila mereka telah berjanji, maka pernyataan iman mereka harus diterima. Nabi juga diperintahkan untuk mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan mendapat ampunan Allah dan pahala dari-Nya jika mereka konsekuen melaksanakan janji mereka itu. Nabi juga diminta untuk berdoa kepada Allah agar dosa-dosa mereka diampuni, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari 'Urwah bin Zubair bahwa 'Aisyah berkata, "Rasulullah saw menguji perempuan yang hijrah sesuai ayat: ya ayyuhan-nabiyy idha ja'akal-mu'minat¦..innallaha gafurur-rahim. Barang siapa yang telah memenuhi syarat-syarat di atas, berarti perempuan itu telah mengikrarkan pernyataan bahwa dirinya beriman."
Diriwayatkan pula oleh 'Urwah bin Zubair dari 'Aisyah, ia berkata, "Telah datang Fathimah binti 'Utbah untuk menyatakan keimanannya kepada Rasulullah, maka beliau meminta ia berjanji tidak akan mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak menggugurkan kandungannya, maka Fathimah merasa malu menyebut janji itu sambil meletakkan tangan di atas kepalanya." Maka 'Aisyah berkata, "Hendaklah engkau akui yang dikatakan Nabi itu. Demi Allah, kami tidak menyatakan keimanan kecuali dengan cara demikian." Fathimah melaksanakan yang diminta 'Aisyah itu, lalu Nabi menerima pengakuannya.
Menurut riwayat yang lain bahwa Nabi Muhammad banyak menerima pernyataan beriman dari para perempuan ketika penaklukan Mekah. Di antara yang menyatakan keimanannya itu terdapat Hindun binti 'Utbah, istri Abu Sufyan, kepala suku Quraisy.